Al Hallaj
Riwayat Syaikh Jalaludin Rumi
Jalaludin Rumi
ulama dan mistikus termasyhur, yang diusir dari kota Balkh tatkala ia berumur 12 tahun. Pengusiran itu buntut Jalaluddin dilahirkan 30 September 1207 di Balkh, kini wilayah Afganistan. Ia Putra Bahauddin Walad, perbedaan pendapat antara Sultan dan Walad. Keluarga ini kemudian tinggal di Aleppo (Damaskus), dan di situ kebeliaan Jalaluddin diisi oleh guru-guru bahasa Arab yang tersohor.Tak lama di Damakus, keluarga ini pindah ke Laranda, kota di Anatolia Tengah, atas permintaan Sultan Seljuk Alauddin Kaykobad. Jalaludin Rumi adalah seorang teolog yang kemudian karena suatu peristiwa spiritual yang kemudian mengubahnya menjadi seorang penyair mistis.
Karya
Kumpulan puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi konon adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio.Diakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.
Ciri khas lain yang membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain adalah seringnya ia memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah. Tapi hal ini bukan dimaksud ia ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah ini digunakan sebagai alat pernyataan pikiran dan ide.
Banyak dijumpai berbagai kisah dalam satu puisi Rumi yang tampaknya berlainan namun nyatanya memiliki kesejajaran makna simbolik. Beberapa tokoh sejarah yang ia tampilkan bukan dalam maksud kesejarahan, namun ia menampilkannya sebagai imaji-imaji simbolik. Tokoh-tokoh semisal Yusuf, Musa, Yakub, Isa dan lain-lain ia tampilkan sebagai lambang dari keindahan jiwa yang mencapai ma’rifat. Dan memang tokoh-tokoh tersebut terkenal sebagai pribadi yang diliputi oleh cinta Ilahi.
karyanya yang paling terkenal adalah :
jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku.
Syaqran Bin Abdillah
Termasuk Salah seorang ahli tasawuf yang besar dan termasyhur. Salah satu muridanya yang terkenal adalah Dzun nun al – mishri, Syekh Syaqran meninggal di mesir dan di makamkan di pemakaman Al-Qirafah dekat makam Uqbah Bn amir Ra.
Menurut riwayat ketika Dzun nun mendengar bahwa ada seorang ulama besar di kawasan Maghribi Dzun nun lantas mendatangunya, setelah tiba di depan rumah nya, Dzun bertanya kepada seseorang yg di temuinya, apakah bisa dia bertemu dengan Syaikh, orang tersebut menjawab bahwa Syaikh baru saja masuk ke tempatnya berkhalwat dan tidak akan keluar dari sana kecuali hari Jum’at, setelah itu juga di jelaskan bahwa Syaikh tidak akan berbicara pada siapapun kecuali setelah empat puluh hari. Terpakas Dzun-nun duduk di depan pintu tempat beliau berkhalwat selama empat puluh hari, menunggu sampai syaikh Syaqran keluar dan berkenan untuk berbincang-bincang. Tepat pada hari ke empat puluh Syaikh keluar dari kamarnya dan bertanya “Apa yang menyebabkanmu datang ke sini ?”. Dzun- Nun menjawab “aku datang ke sini untuk menemui Syaikh”. Mendengar itu Syaikh Syaqran meletakkan sebuah tulisan kalimat munajat kepada ALLAH SWT di tangan Dzun Nun, “Demi AlLAH aku beruntung sekali mendapatkan ijazah untuk mengamalkan doa tersebut, dengan bacaan do’a tersebut setipa permohonan ku selalu di kabulkan ALLAH SWT.” Kata Dzun nun di kemudian hari.
Karomah dari Syaikh Syaqran yang lain adalah sebagai berikut :
Pada suatu malam Syaikh Syaqran hendak mandi dan bersuci, beliau tidak mendapatkan air, beliau lalu menengadahkan tangannya ke langit seraya berdo’a, “Ya ALLAH aku tk kuasa untuk mendapaykan air segala daya dan upaya telah ku lakukan untuk mendapatkannya dan sekarang hanya mengharapkan padaMu, bukan yang selain Mu”. Sebelum Syaikh selesai berdoa, tiba-tiba terdengan suara air yang di tuangkan kedalam sebuah wadah, dan ketika air tersebut di dapatkannya tersa dingin sekali, Syaikh kemudian membaca sesuatu, dan tak lama air berubah menjadi hangat.
Kaomah yang lainnya, beliau mampu merubah wajahnya yang tampan menjadi jelek, hal ini pernah beliau lakukan untuk menghindari kejaran seorang gadis yang tergila-gila kepadanya, anehnya ketika si gadis berhenti mengejar nya, wajahnya kembali seperti sedia kala (kitab karomatul Auliya).
Ibnu Qudaimah Al-Maqdis
Di damaskus mereka singgah di masjid Abu Salih, kemudian setelah dua tahun mereka pindah ke kaki gunung qaisun Damaskus, di masa – masa itu beliau menghafal Al-Qur’an dan menimba ilmu – ilmu dasar kepaa ayahnya Abul Abbas yang seorang ulama mulia.
Kemudian beliau berguru kepada para ulama Damaskus lainnya, ia hafal Mukhtasar Al-Khiraqi (fikih mazhab Imam Ahmad bin Hambal) dan kitab – kitab lainnya.
menginja umur 20 tahun ia pergi ke Baghdad ditemani saudaranya Abdul Ghani al-Maqdisi, beliau semula menetap sebentar di kediaman Syekh Abdul Qadir al-Jaelani di Baghdad, saat itu Syeik sudah berumur 90 tahun, beliau belajar kepada syeikh kitab Mukhtasar al-Khiraqi dengan penuh ketelitian karena beliau telah hapal kitab itu semenjak di Damaskus. Tidak lama berselang syeikh Abdul Qadir al-Jaelani meninggal dunia, selanjutnya belajar kepada Syeikh Nashih al-Islami Abul Fath ibn Manni, beliau belajar mazhab Ahmad dan perbandingan mazhab. Setelah menetap di Baghdad selama 4 tahun beliau pun pulang ke Baghdad pada tahun 576 H, seusai pulang ke Damaskus beliau menyusun kitabnya Al-MughniSyarh Mukhtasar Al-Khiraqi (fikih imam Ahmad bin Hambal).
Banyak santri – santri yang mengaji kepada beliau dan banyak yang menjadi ulama fikh setelah mengaji kepada beliau, diantaranya adalah keponakannya sendiri yang menjadi qadi terkemuka Syeikh Syamsudin Abdurrahman bin Abu Umar.
Habib Al-Ajami
Habib Muhamad Al-Ajami adalah seorang dari bangsa persia yg menetap di Baghdad, dia merupakan salah seorang tokoh besar dalam ilmu tasawuf serta murid dari ulama tasawuf besar yaitu Hasan Al-Basri, dan beliau pun juga dikenal sebagai salah seorang ahli hadists yang merawikan hadits -hadits dari Hasan Al- Basri , Ibnu sirin dan tokoh tokoh terpercaya lainnya.
Mulanya dia adalah seorang yang banyak berbuat kejahatan, lintah darat, senang berfoya-foya akan tetapi setelah mendapat nasehat dari dalil – dalil dari Hasan Al-Basri dia akhirnya bertaubat, dan beliau menjadi murid sekaligus sahabat dari sang guru besar tasawuf tersebut.
Dikisahkan ketika pada awal permulaan taubatnya dia membuat pengumuman yang berbunyi, “kepada siapa saja yang mengingikan harta benda milik Habib segera datang dan ambilah!”. Mendengan pengumuman itu maka banyak orang yang datang kerumahnya yang terletak di sebuah persimpanga jalan di kota Baghdad untuk meminta hartanya, dan Habib memenuhi janjinya dengan memberikan seluruh hartanya hungga tidak memiliki apa-apa lagi. Meskipun begitu masih ada orang yang datang untuk meminta bagian, dan Habib pun memberikan cadar istrinya sendiri dan bahkan pakaian yang sedang dikenakannya sendiri.
Habib lalu pergi menyepi ke sebuah pertapaan di tepi sungai Eiphrat, di tempat inilah beliau membaktikan diri kepada Allah SWT dengan melakukan banyak ibadah sambil belajar di bawah bimbingan Hasan Al-Basri, dia mempunyai kesulitan dalam menhapal Al-Qur’an oleh karena itu dia di juluki Ajami atau si orang barbar.
Waktu terus berlalu , Habib benar – benar dalam kondisi yang sudah melarat, etapi isterinya tetap menuntut biaya rumah tangga kepadanya, menghadapi hal ini beliau biasanya buru – buru pergi ke tempat menyepi beliau untuk beribadah dan baru pulang ketika malam tiba, repotnya sang isteri menyaka bahwa beliau sedang pergi bekerja dan selalu bertanya dimana sebenarnya engkau bekerja dan kenapa tidak sesuatu pun yang engkau bawa pulang ?
Beliau menjawab,”Aku bekerja kepada yang sangat Pemurah sedemikian Pemurahnya Dia sehingga aku merasa malu untuk meminta sesuatu ke padaNya, apabila sudah tiba saatnya dia pasti akan memberikan bayaran buat kita”. Demikian lah Habib selalu pergi ke tempat nya menyepi untuk beribadah sedang sang isteri selalu menyangka dia sedang bekerja.
Suatu hari Habib merasa kebingungan karena lagi -lagi dia harus pulang kerumah dengan tangan hampa, lam dia termenung memikirkan hal itu. Tanpa sepengetahuan Habib Allah Yang Maha Besar mengutus pesuruh – pesuruhNya untuk datang kerumah Habib dengan membawa berbagai macam barang, ada yang membawa gandum sepemikulan keledai, ad yang membawa seekor domba gemuk yang telah di kuliti, ada yang membawa minyak, madu, rempah – rempah serta aneka macam bumbu, meraka di pimpin oleh seorang pemuda gagah yang membawa sebuah kantung berisi uang sebanyak 300 dirham perak, setibanya di rumah Nabib si pemuda mengetuk pintu, “apakah maksud kalian datang kemari?” tanya isteri Habib setelah membukakanpintu. “Majikan kami telah menyuruh kami untuk mengantarkan barang – barang ini. sampaikanlah kepada Habib, bila dia semakin tekun bekerja, maka upahnya akan dilipatgandakan, “jawab si pemuda.
Begitulah yang terjadi, setelah Habib pulang dengan perasaan gundah karena tidak membawa apa-apa, setelah sampai di rumah tiba-tiba dia mencium aroma harum roti dan aneka masakan, yang semakin membuatnya heran, isterinya menyambut kedatangannya dengan sangat mesra, menghapus keringat di wajahnya, serta bersikap sangat lembut, benar – benar berbeda dari sikapnya yang biasanya. “Wahai suamiku, majikanmu memang benar-benar seorang yang sangat baik dan pemurah, lihatlah, segala sesuatu yang telah di kirimkannya kemari, melaui beberapa orang yang di pimpin oleh seorang pemuda yang sangat gagah berani, si pemuda juga mengatakan bahwa jika engkau semakin tekun bekerja, maka upahnya akan dilipatgandakan,”kata isteri Habib. Mulanya Habib sangat terkejut mendengar penuturan isterinya, dia pun maklum dengan yang sesungguhnya terjadi. Allah SWT telah memenuhi janjinya. Sejak saat itu Habib benar – benar memalingkan wajah dari urusan dunia dan membaktikan dirinya untuk ALLAh SWT semata.
Karomah
Dikisahkan bahwa Habib memiliki sehelai mantel bulu yang selalu dipakainya baik di musim dingin maupun di musim panas, suatu saat ketika Habib hendak bersuci mantel itu dilepaskannya dengan s enaknya dan di lemparka ke hamparan tanah.Tidak beberapa lama kemudian Hasan Basri lewat di tempat itu dan melihat mantel milik Habib, dia pun bergumam, “Dasar Habib si orang barbar, tidak pedu;i harga mantel ini kalau di biarkan saja bisa hilang nanti.”Hasan kemugian berdiri di tempat itu untuk menjaga mantel tersebut, tidak lama berselang Habib pun muncul kembali.
“Wahai imam kaum muslimin, mengapa engkau berdiri di sini?” tegur Habib setelah memberi salam. “Mantel seperti ini tidak boleh di tinggalkan di tempat sembarangan, sebab nanti bisa hilang di ambil orang,
katakan kepada siapa engkau menitipkan mantel ini tadi?” tanya Hasan.
“Kutitipkan pada Allah SWT, yang selanjutnya dia menitipkannya pada mu, jawab Habib.
Dikisahkan pula , pada suatu hari Hasan berkunjung ke rumah Habib, kepadanya Habib menyuguhkan dua potong roti gandum dan sdkit garam, ketika sang tamu sudah bersiap hendak menyantap hidangan itu, seorang pengemis datang dan Habib menyerahkan roti itu pada pengemis tersebut, Hasan terheran-heran, lalu berkata “Habib engkau memang manusia budiman akan tetapi alangkah baiknya jika engkau memiliki sedikit pengetahuan. Engkau mengambil roti yang telah disuguhkan ke ujung hidung tamu, lalu memberikan semuanya kepada seorang pengemis, seharusnya engkau memberikan sebagian ke pengemis dan sebagian kepada tamu mu.”
Mendengar teguran itu Habib tidak memberikan jawaban, tak lama kemudian seorang budak datang membawa sebuah baki, diatas bakitersebut terdapat daging domba pangang, makana yang manis – manis dan uang lima ratus dirham, si budak menyerahkan baki tesebut kepada Habib kemudian Habib membagi – bagikan uang kepada orang – orang miskin sedanmgkan daging domba dan makana lainnya di suguhkan kepada Hasan, ketika Hasan sedang menikmati daging itu Habib berkata kepadanya, “guru engkau memang seorang manusia yang budiman tetapi alangkah baiknya jika engkau memiliki sedikit keyakinan, pengetahuan harus disertai denghan keyakinan.”
Karomah Habib yang lain sebagai berikut, suatu hari seorang wanita tua datang ke rumah habib lalu merebahkan kepalanya dengan sangta memelas, “Aku mempunyai seorang putra yang telah lama pergi meninggalkan ku, aku rtak sanggup lebih lama lagi berpisah dengannya, berdoalah ke pada Allah semoga berkat doamu Allah SWT mengembalikan putra ku kepadaku.” pinta wanita tua itu sambil menangis.
“Apakah engkau memiliki uang?” tanya Habib. “Aku hanya memiliki dua dirham.” Jawabnya. “Berikannlah uangmu kepada orang – orang miskin, nasihat Habib. Setelah wanita tua itu melakukan apa yang di perintahkan, Habib kemudian membaca doa, seusai berdoa dia berkata, “Pulanglah, puteramu sekarang telah pulang dan sedang manantimu.”
Benar apa yang dikatakan habib, ketika wanita tua itu pulang dia melihat sorang pria berdiri di pintu rumahnya, dan ternyata pria itu adalah putranya. wanita tua itu benar – benar gembira dan membawa putranya bertemu Habib, “apa sebenarnya yang telah engkau alami,” tanya Habib pada putra wanita tua itu.
“Aku sedang berada di Kirmani untuk membeli daging, gurukulah yang menyuruhku, ketika aku hendak pulang ke rumah guruku, tiba -tiba bertiuplah angin kencang sekali sehingga tubuhku terbawa terbang. Dalam keadaan panik, terdengar suara tanpa wujud yang mengatakan, “wahai angin demi doa Habib dan dua dirham yang telah di sedekahkan kepada orang miskin, pulangkanlah dia kerumah nya sendiri. Itulah yang tadi aku alami”. Jawab si pemuda.
Al – Mawardi
basyrah denganberguru kepada Abul qasim abdul wahid as-samari, seorang ahli hukum mazhab Syafi’i yang terkenal, kemudian pindah ke Baghdad untuk melanjutkan pelajaran hukum, tata bahasa, dan kesusastraan, pada sejumlah ulama, antara lain Abdullah al-Bafi dan Syekh Abdul Hamid al-Isfraini.
Tokoh sufi yang satu ini masyhur dengan julukan al_mawardi, yang merupakan julukan “Mawardi” karena penghidupan keluarganya berasal dari berdagang air mawar.
Karya tulis nya yang terkenal adalah Al-Hakam us-Sultaniyah yang merupakan literatur mengenai politik keagamaan Islam,
Dalam perkembangannya beliau menjadi terkenal sebagai pemikir politik islam yang pertama dan termasuk pada barisan pemikir -pemikir polotik yang terbesar dari abad pertengahan, pada masa pemerintahan Khalifah Makmun ar-Razid beliau diangkat menjadi qadi di istana kerajaan, kemudian meningkat menjadi duta keliling khalifah, kedudukan tertinggi beliau adlah pada masa khalifah Abbasiyah al-Qadir Bailah (391-460 H) sebagai Qa’imam bin Amrillah.
Kenegarawanannya yang arif dan bijaksana menjadikan kewibawaan kekhalifahan di Baghdad kembali bersinar di tengah munculnya raja -raja dari bani seljuk dan buwaihid.
al-Mawardi wafat pada tahun 1058 M sesudah menjalani karier yang cemerlang, sebagai salah satu exponen mazhab Syafi’i.
Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani
Riwayat SYAIKH ABDUL QADIR AL- JAELANI
Nama lengkap Syaikh abdul qadir al-jaelani adalah Abu muhamad abdul qadir bin abu shalih musa bin jankidaous bin musa at-tsani bin bin Abdullah bin musaal-Jun bin Abdullah al-mahdi bin Hassan al-mutsana bin hasan bin ali ra. Bin abu thalib.
Nama ibu nya Syarifah Fatimah binti sayid abdillah ashshuma’I az-zahid bin abi jamaluddin Muhammad bin sayid kamaluddin isa bin alauddin muhamad al-jawad bin sayid ridha bin sayid musa al khadim bin sayid ja’far ash-shadiq bin sayid muhamad al-baqir bin sayid zainal abiding bin sayid al-husain bin sayid ali bin abi thalib ra.
Dilahirkan di Naif, jailan (daerah Iran selatan laut qazwan) tgl 1 ramadhan 470H/1077M, pada pertengahan masa Daulah Abbasiyah IV (bani saljuk turki), masa sejak kecil beliau di didik dalam lingkungan yang mulia, dia digembleng dalam didikan kaum sufi yang hidup serba sederhana lagi ikhlas. Sejak kecil beliau sudah di tinggal sang ayah, kemuliaan nya sudah dapat di lihat semenjak masih kecil, sehingga beliau mendapat julukan Sulthan Al-Auliya (pemimpin para wali).
salah satu kisah yang termshur tentang saikh Al-jaelani adalah ketika beliau hendak berangkat menuntut ilmu ke Baghdad, di riwayatkan bahwa ibunda beliau memberinya uang saku 80 keping uang emas yang di jahit di dalam saku bajunya, ketika hnedak berangkat ibunya berpesan agar dia jujur dan tidak berdusta dalam keadaan apapun, ia mematuhi nasehat ibunya, di tengah perjalanan sesampainya di Hamadan rombongan syaikh Al-jaelani di hadang oleh gerombolan perampok, semua harta rombongan tersebut, diambil oleh ara perampok itu akan tetapi tidak dengan Syaikh Al-jaelani, karena penampilan beliau yang sederhana para perampok tidak yakin dia membawa harta yang banyak, akan tetapi ada salah satu permapok yang iseng bertanya kepada beliau, apakah dia membawa uang, beliau menjawab dengan jujur bahwa beliau membawa 80 keping uang emas di bajunya, tentu saja perampok tsb heran dengan kejujuran beliau, syaikh Al-jaelani lalu bercerita bahwa dia mendapat pesan dari sang ibu agar selalu jujur dalam keadaan apapun, dan jika berdusta maka Ilmunya tidak akan bermanfaat, mendengar kejujuran beliau konon gerombolan perampok tsb tersungkur jatuh ke kaki beliau dan pemimpinnya menjadi murid beliau yang pertama.
Syaik abdul qadir Al-jaelani wafat pada 11 Rabiul akhir 561H/1166M dalam usia yg ke 91th.
Banyak suri tauladan yang bisa diambil dari kepribadian beliau, karena Syaikh Al-Jaelani mempunyai kepribadian yang agung, sangat rendah hati dan mulia,
Imam al-Isybili berkomentar bahwa Syaikh Al-Jaelani merupakan figure yang berwibawa, cepat menangis arena ingat ALLAH dalam berzikir, lembut hati, dermawan dalam ilmunya, serta luhur budinya.
Pembantunya, Abu Abdilah muhamad bin abdul fatah al-harawi bercerita :
“Saya membantu syaikh selam 40 tahun, bila ia shalat subuh ia menggunakan wudhu shlat isya, jika ia berhadast ia segera berwudhu dan shalat sunnah dua rakaat, setelah shalat isya ia berkhalwat dan tidak ada seorangpun yang dapat mengganggunya hingga terbit fajar, beberpa kali khalifah dating ke rumahnya namunselalu tidak berhasil bertemu.”
Yang sangat menarik lagi tentang beliau adalah dia tidak pernah mau mencari muka terhadap kaum elite, bai orang kaya atau pejabat kerajaan, selalu jika ada khalifah yang datang, ditinggal untuk berkhalwat.
Di ceritakan bahwa suatu ketika seorang khalifah Abbasyah (555-566H), datang ke rumah beliau, ia meminta sesuatu yang bisa menentramkan hati nya yaitu meminta buah apel yang langka di Iraq,. Lalu SYAIKH ABDUL QADIR AL- JAELANI menengadahkan tangan dan memohon kepada ALAH, dalam sekejap di tangannya memegang dua buah apel, maka di berikanlah satu untuk kalifah dansatu untukbeliau sendiri, setelah di kupas apel yang di pegang oleh syaikh berbau harum dan manis, tetapi anehnya apel milik Khalifah berbau busuk, sang khalfah pun bertanya, kenapa begini wahai syaikh?? Syaikh Al-Jaelani menjawab bahwa,” ia busuk dan berbau karena di jamah oleh tangan yang dzalim dan ia harum karena dijamah oleh tangan seorang waliAllah.” Sejak saat itu Khliafah pun bertobat dan menjadi pengikut beliau.
Ketika Khalifah al-Muktadi Liamrillah (467 – 487 H) mengangkat Abul wafa yahya bin said bin yahya al-Mudhafar untuk menjadi hakim (qadhi) Al-Jaelani menyerang habis-habisan dalam ceramahnya, “Kamu menjadi penguasa atas kaum muslimin dengan cara zalim, bagaimana tanggung jawab mu di akhirat kelak?”. Khalifah pun mendadak menangis dan seketika itu juga Abul wafa di pecatnya.
Syaiikh Al- jaelani sangat tegas dalam menentang para pembesar kerajaan dan orang-orang yang menumpuk harta dengan cara yang illegal, korup :
“Kamu bersandar kepada dirimu dan semua cpada harta kekayaanmu, setiap orang yang kamu sandari adalah rusak(fana), setiap ornga yang kamu takuti dan jamu harapkan juga rusak (fana), dan setiap orng yang kamu lihatdalam keadaan bahagia juga rusak.”
“Wahai hati yang mati wahai orang yang musyrik wahai para penyembah berhala, penyembah kehidupan dan harta!, pengabdi para sultan kerajaan! Ketahuilah, mereka itu ditutupi oleh ALLAH Azza wa Jalla. Barang siapa menganggap bahwa bahagia dan nestapa dari selain ALLAH maka mereka bukan Hamba-Nya.”
Mengenai konsep tauhid dalam wacananya beliau menuturkan :
“Ikutilah sunnah rasul dengan penuh keimanan, dan jangan membuat bid’ah, patuhilah selalu Allah dan rasul-Nya, jangan melanggar, junjung tinggilah tauhid, dan jangan menyekutukan-Nya,.”
“Sungguh tiada sesuatau selain Allah sedang dirimu adalah tandanya, kedirian manusia bertentangan dengan Allah. Segala sesuatu patuh kepada Allah dan milik Allah, demikian pula dengan kedirian manusia sebagai mahkluk sekaligus milik-Nya.”
Syaikh Al-Jaelani sangat menekankan pencarian harta secara halaldan enghargai etosa kerja manusia serta menolak sikap bermalas-malasan seperti yang dituturkannya ;
“Celakalah kamu ! harta di tanganmuboleh , begitu juga di kantung bajumu dan kamu simpan demi kebaikan. Adapun dalam hati jangan. Harta lewat pintu depan boleh (hala), tetapi lewat pintu belakang jangan sekalipun (haram).”
“Abdilah ALLAH Azza wa Jalla dan mohonlah pertolongan untuk memproleh rezeki yang halal. Sesungguhnya Allah Ta’ala senang dengan hamba yang beriman lagi taat, makan dari hasil kerjanya yang halal, dan membenci orang yang makan tapi tidak mau bekerja dan bergantung pada orang lain.”
Dan masih banyak ajaran – ajaran beliau yang tidak tertuang dalan tulisan yang singkat ini, pemikiran Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani banyak di pengaruhi oleh pemikiran tasawuf yang tidak lepas dari Al-Qur’an dan hadits, yang paling mendasar dalam ajaran beliau adalah larangan untuk terlalu tenggelam dalam masalah keduniawian dan penekanan pada sedekah dan kemanusiaan, konsepsi tasawuf beliau adalah konsep tasawuf yang dilandasi syari’at Ilahi.
Imam Al-Ghazali
Selain karya agung Ihya ulum Al-din, dan beberpa karya lainnya, Imam Al ghazali (1058-1111M) juga menulis sebuah kitab ber judul Ayyuhal-Wallad, sebuah risalah padat dan ringkas mengenai inti sari tassawuf, penulisan karya yang di dorong rasa gelisah dari seorang murid beliau karena ingin mengetahui dari sekian ilmu yang telah ia pelajari mana yang lebih bermanfaat untuk dirinya dalam mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat dan mana yang yang tidak bermanfaat sehinga dapat dihindari.
Berikut beberapa petikan nasihat Imam Al-Ghazali kepada sang murid :
Anakku, tercinta,
Nasihat itu mudah, yang sulit adalh menerimanya, bagi orang yang mengikuti desakan nafsunya, nasihat akan terasa pahit, ia cenderung hal – hal yang dilarang agama apalagi bagi kaum muda yang menyia-nyiakan waktu untuk mencari kebesaran diri dan keagungan duniawi, mereka mengira tanpa tindakan nyata, ilmu pengetahuan akan mampu membawanya pada kebahagiaan dan keselamatan. Mereka tidak sadar bahwa ilmu pengetahuan yang telah d amanatkan kepadanya harus harus di amalkan, bila tidak ilmu itu hanya akan memperberat siksa yang ditimpakan kepadnya.
Anakku tercinta,
Selagi kamu tidak beramal, selama itu pula tidak akan memperoleh pahala. Dalamsebuah riwayat diceritakan ada seorang laki-laki dari Bani Israil yang telah melakukan ibadah selama 70 tahun, lalu ALLAH mengutus seorang malaikat untuk mengabarkan bahwa kesungguhannya berubadah tidak ada kaitannya dengan imbalan masuk surge, orang itu lalu berkata,”kami diciptakan ALLAH untuk beribadah kepada-NYA, karena itu dalam beribadah kami tidaksepantasnya mengharapkan sesuati.” Sang malaikat kembali kepada ALLAH seraya berkata, “ ya Rabbi, Engkau tentu tahu apa yang dikatan hambamu itu.” ALLAH berfirman, “ Wahai malaikat, apabila ia tidak berpalingdan beribadah kepada-Ku, maka dengan sifat kemurahan-Ku Aku pun tidak akan berpaling darinya, maka saksikanlah, Wahai malaikat-Ku sesungguhnya Aku telah mengampuni dosa-dosanya.
Anakku tercinta.
Hiduplah sesukamu, tetapi ingat kelak kamu akan mati, Cintailah siapa saja yang kau suka, tetapi ingat, kamu akan berpisah darinya, berbuatlah sesukamu tetapi ingat, kamu akan memperolaeh balasan yang setimpal dengan perbuatanmu itu.
Anakku tercinta.
Jika kau merasa cukup memiiki ilmu pengetahuan, tanpa perlu mengamalkannya, akan sia-sialah seruan ALLAh swt, yang menyuruhmu berdoa dan bersistighfar. Para sahabat mennyebut nama Abdullah bin Umar sebagai orang yang dekat dengan Rasulullah Saw, Rasul menyambut ucapan sahabatnya itu dan mengatakan, “ya benar, orang yang paling baik ialah Abdullah bin Umar, ia melakukan Shalat malam secara kontinyu.”
Pada suatu hari , Rasulullah Saw berkata kepada salah seorang sahabatnya, “Hai Fullan, janganlah kamu memperbanyak tidur di malam hari, sebab itu akan membuatmu miskin di hari kiamat nanti”.
Anakku
Luqman Al-Hakim pernah berwasiat kepada anaknya,”Nak, janganlah ayam jantan lebih pandai daripada kamu, ia berkokok di waktu subuh, sedangkan kamu saat itu masih tertidur.
Anakku
Lidah yang berucap dan hati tertutup oleh kelalaian dan nafsu yang rendah merupakan tanda – tanda kemalangan yang besar. Jika nafsu tidak kamu taklukkan dengan kesungguhan, hatimu tidak akan tersinari oleh makrifat kepada ALLAH.
Anakku tercinta.
Puncak ilmu pengetahuan ialah apabila kamu mengetahui sedalam-dalamnya makna taat dan ibadah.Ketahuilah, Anakku, taat dan ibadah ialah tunduk kepada ALLAH, melaksanakan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-nya, dalam perkataan dan perbuatan.
Jalaludin Rumi
“Langit adalah laki-laki dan bumi adalah perempuan. Bumi memupuk seluruh yang langit telah turunkan. Bumi kekurangan panas, langit memulihkannya. Langit berkeliling, laksana seorang suami yang mencari nafkahdemi istriny.Sedangkan Bumi sibuk mengurusi rumah tangganya.Ia merawat yang lahir dan menyusui apa yang telah di lahirkan.Pandanglah Bumi dan langit sebagi makhluk yang di karuniai kecerdasan.Karena mereka melakukan pekerjaan makhluk yang berakal pikiran.”
“Cinta adalah warisan Sang AdamJalaludin Rumi
sedangkan kecerdikan itu barang dagangan syetan
tempat si cerdik dan bijaksana bersandar pada jiwa dan akalnya
Cinta berarti penyerahan dri
karena akal bagaikan seorang perenang
yang terkadang sampai ke tepian
sering juga tenggelam di tengah jalan
Tak sebanding dengan Cinta ini
ibarat bahtera Nuh yang terselamatkan”.
ulama dan mistikus termasyhur, yang diusir dari kota Balkh tatkala ia berumur 12 tahun. Pengusiran itu buntut Jalaluddin dilahirkan 30 September 1207 di Balkh, kini wilayah Afganistan. Ia Putra Bahauddin Walad, perbedaan pendapat antara Sultan dan Walad. Keluarga ini kemudian tinggal di Aleppo (Damaskus), dan di situ kebeliaan Jalaluddin diisi oleh guru-guru bahasa Arab yang tersohor. Tak lama di Damakus, keluarga ini pindah ke Laranda, kota di Anatolia Tengah, atas permintaan Sultan Seljuk Alauddin Kaykobad. Jalaludin Rumi adalah seorang teolog yang kemudian karena suatu peristiwa spiritual yang kemudian mengubahnya menjadi seorang penyair mistis.
Karya Jalaludin Rumi
Kumpulan puisi Rumi yang terkenal bernama al-Matsnawi al-Maknawi konon adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio.
Diakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.
Ciri khas lain yang membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain adalah seringnya ia memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah. Tapi hal ini bukan dimaksud ia ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah ini digunakan sebagai alat pernyataan pikiran dan ide.
Banyak dijumpai berbagai kisah dalam satu puisi Rumi yang tampaknya berlainan namun nyatanya memiliki kesejajaran makna simbolik. Beberapa tokoh sejarah yang ia tampilkan bukan dalam maksud kesejarahan, namun ia menampilkannya sebagai imaji-imaji simbolik. Tokoh-tokoh semisal Yusuf, Musa, Yakub, Isa dan lain-lain ia tampilkan sebagai lambang dari keindahan jiwa yang mencapai ma’rifat. Dan memang tokoh-tokoh tersebut terkenal sebagai pribadi yang diliputi oleh cinta Ilahi.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah :
jangan tanya apa agamaku. aku bukan yahudi. bukan zoroaster. bukan pula islam. karena aku tahu, begitu suatu nama kusebut, kau akan memberikan arti yang lain daripada makna yang hidup di hatiku.